Selamat Datang di Blog SMP Negeri 23 Muaro Jambi Jln. Petaling Km. 13 Sungai Gelam

Senin, 08 April 2024

FORM PENGUMUMAN KELULUSAN SISWA TAHUN AJARAN 2023/2024



Untuk melihat hasil Ujian Sekolah apakah anda berhasil Lulus/Tidak Lulus, silahkan masukkan Username (NISN) dan Password anda dengan benar pada Form di bawah ini:



Senin, 09 Oktober 2023

MENGHARGAI PERBEDAAN

Materi Bimbingan Konseling   
Kelas          : 9
Semester    : Ganjil                                               


Di alam demokrasi ini salah satu masalah yang terjadi dalam kehidupan adalah adalanya perbedaan pendapat baik dalam bersikap dan perilaku. Dengan kata lain perbedaan adalah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan kita ini. Suatu fenomena sering kita jumpai dampak dari perbedaan pendapat yang berujung pada kenakalan dan kekerasan remaja khususnya terjadi pada pelajar akhir-akhir ini, menunjukkan kondisi memprihatinkan. Berbagai kekerasan dan tawuran pelajar diberbagai kota di Indonesia, mengejutkan semua fihak, dan persoalan ini adalah suatu masalah serius yang harus dicarikan penanganannya secara tepat. Kenakalan dan kekerasan pelajar menunjukkan adanya permasalahan pada diri siswa dan dalam memandang perbedaan serta dalam membangun interaksi yang kurang sehat dengan lingkungannya.
Kondisi seperti ini menegaskan betapa kekerasan dan kecenderungan untuk lebih menggunakan bahasa kekerasan daripada bahasa santun yang beradap, merupakan masalah besar dan penting ditengah masyarakat. Pembiaran yang dilakukan terus-menerus tanpa ada upaya menangani, sama artinya memberi ruang lebar akan dampak timbulnya masalah lebih komplek. Bentuk kekerasan sudah meluas ke dunia maya melalui internet. Pelecehan di internet adalah bentuk kekerasan psikologis secara diam-diam yang diungkap melalui media elektronik seperti ponsel, webblog, situs, chatting dll. Contoh kekerasan dapat berupa penghinaan, pencemaran nama baik, ancaman, dan bentuk pelecehan lainnya. Media massa baik cetak maupun elektronik memiliki andil besar dalam menumbuhkan iklim kekerasan di masyarakat melalui tayangan berita kekerasan secara intens dan terus menerus. Banjir informasi tentang kekerasan tanpa tindakan nyata mengatasinya, ada kesan ‘pembiaran’, menyebabkan akumulasi berita tentang kekerasan menjadi hal biasa. Dampaknya membentuk sudut pandang keliru, bagi masyarakat yang memandang ‘kekerasan’ sebagai hal biasa serta melemahkan ‘kepekaan’ terhadap kekerasan itu sendiri. Akhir-akhir ini di media elektronika ataupun media cetak kita sering disuguhi tayangan atau berita yang sangat tidak bagus yaitu adanya perbedaan-perbedaan pendapat dari para pejabattinggi negara kita. Tidak sedikit perbedaan pendapat tersebut sampai berakhir dengan kekerasan fisik. Suatu kejadian atau contoh yang memang benar-benar tidak perlu kita tiru. Suatu contoh yang benar-benar tidak mendidik, lebih-lebih bagi para remaja selaku generasi penerus bangsa. Hal tersebut sangat berlawanan denganbudaya bangsa kita. Bangsa Indonesia yang memiliki tradisi atau budaya yang lemah lembuh, ramah, punya sikap toleransi yang tinggi dll. Budaya yang demikian agung seolah sirna dalam sekejap gara-gara pola perilaku para pemimpin kita yang kurang bagus. Masalah yang timbul dalam kehidupan antara lain karena kita kurang cerdas menggunakan perbedaan sebagai modal untuk membangun kekuatan dalam kehidupan. Beda pendapat itu pasti. Beda pendapatan boleh jadi. Kalau Barack Obama, yang nota bene adalah orang Amerika yang berkulit hitam, dapat menjadi presiden Amerika Serikat yang sangat populer, kenapa kita harus mempersoalkan warna kulit untuk membesar-besarkan perbedaan, ketimbang harus menekankan pentingnya kesatuan? Sekali lagi, kita hidup hanya sekali, dan untuk itu harus dapat menjunjung tinggi kebesaran Illahi, yang memang telah menciptakan perbedaan sebagai rahmat yang harus kita syukuri. Bagaimana Sikap Kita Menghadapi Perbedaan? Seperti yang kita ketahui bahwa perbedaan pendapat itu adalah hal yang wajar yang akan selalu kita hadapi dalam hidup ini, permasalahannya bagaimanakah sikap, tindakan atau perilaku yang bisa menyelesaikan perbedaan pendapat tersebut sehingga kita dapat hidup berdampingan secara baik dan memberdayakan perbedaan-perbedaan yang timbul tersebut menjadi sesuatu yang bermanfaat. Adapaun Beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam menghadapi perbedaan pendapat antara lain: 1. Meyakini bahwa perbedaan adalah satu hakikat dan keniscayaan sebagai ramhat dari Tuhan YME. Percayalah bahwa perbedaan itu merupakan kenicayaan. Kita tercipta sebagai laki-laku yang berbeda dengat perempuan, tetapi Tuhan telah menyatukan dalam lembaga perkawinan yang agung. Oleh karena itu perbedaan memang merupakan hakikat yang pasti terjadi. Artinya, kita harus menerima takdir bahwa kita bisa jadi memangberbeda dengan tetangga, dengan sesama warga, dengan teman sekerja, dengan sesama umat manusia, yang memang telah ditakdirkan penuh dengan perbedaan dan kemajemukan. Perbedaan adalah rahmat dalam kehidupan kita yang fana ini. 2. Mencoba untuk memecahkan masalah perbedaan secara bijaksana, penuh pengertian, saling harga menghargai, serta tanpa paksaan dan kekerasan. Orang bijak mengatakan bahwa kita harus dapat menjadikan perbedaan sebagai modal untuk dijadikan kekuatan. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam bertindak, terbuka dalam mengelola sesuatu yang berbeda. 3. Menghadapi perbedaan tidak cukup hanya dengan mendiamkan, atau bahkan dengan menafikan keberadaannya, tetapi perlu dimusyawarahkan. Sesuai dengan nasihat John F. Kennedy, maka ‘jika kita tidak bisa mengakhiri perbedaan-perbedaan kita, paling tidak kita dapat membantu dunia aman untuk keanekaragaman”. Untuk memahami perbedaan itu, kita memerlukan data dan informasi tentang apa yang berbeda, bagaimana perbedaannya, dan mengapa hal itu telah berbeda. Data dan informasi itu diperlukan untuk – kalau bisa – mendekatkan alasan mengapa terlah terjadi perbedaan, untuk menyatukan perbedaan menjadi kesamaan. Di sini kita memerlukan dialog, memerlukan musyawarah. Di sini kita memang perlu diskusi, bahkan syah-syah saja untuk beradu argumentasi. Asal hal itu dilakukan dengan penuh kesopanan, tidak menggebrak meja ketika menjelaskan fakta. Jika pada akhirnya tidak terjadi kesepakatan, maka yang harus dilakukan adalah menerima dengan tangan terbuka, dan menghargai perbedaan itu sebagaimana adanya.
4. Menyikapi terjadinya perbedaan dengan melalui keteladanan, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi teladan bagi orang lain. Khusus untuk para pemimpin, keteladanan itu akan menjadi pedoman bagi semua orang. Sesungguhnya keteladanan itu harus dibentuk dari diri sendiri, dari keluarga, dan kemudian menyebar dalam kehidupan. 5. Menyikapi adanya perbedaan dengan menetapkan kebijakan, program dan kegiatan bersama yang dirumuskan secara demokratis, transparan, terbuka, dan akuntabel. Perbedaan memang bukan sekedar masalah teori, tetapi lebih sebagai praktik yang memerlukan penerapan dan implementasi secara adil dan dapat menghindarikemungkinan timbulnya prasangka dan salah duga. Demikianlah lima sikap dan perilaku yang perlu dilaksanakan ketika sedang menghadapi segala aspek tentang perbedaan dalam kehidupan. Mudah-mudahan tulisan singkat ini bermanfaat bagi para peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang terkait dengan perbedaan. Tingkat kekerasan dikalangan remaja hingga tingkat tertentu akan menjadi indikator awal kehancuran sebuah bangsa. Dalam buku Educating for Character: How our school can tech respect and responsibility, Lickona menyimpulkan 10 tanda-tanda dimaksud adalah: 1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja. 2. Membudayanya ketidakjujuran. 3. Sikap fanatisme terhadap kelompok (peer group). 4. Rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru. 5. Semakin kaburnya nilai moral baik dan buruk. 6. Penggunaan bahasa yang semakin buruk. 7. Meningkatnya perilaku merusak diri seperti penyalahgunaan obat-obatan terlarang, alkohol, dan sex bebas. 8. Rendahnya tanggungjawab sebagai individu dan warga negara. 9. Menurunnya etos kerja dan meningkatnya saling curiga. 10. Melemahnya kepekaan sosial (kurangnya kepedulian antar sesama). Bentuk-bentuk kekerasan seperti tersebut diatas, seharusnya tidak perlu terjadi bila remaja memiliki sikap toleransi saling menghormati dan menghargai antar sesama. Perlu difahami bahwa perbedaan pendapat, berbedaan peradapan akan tampak dalam perbedaan bersikap dan berperilaku. Apabila remaja banyak belajar tentang karakter lintas budaya, agama, suku atau keadaan sosial ekonomi dalam masyarakat, tentu akan menjumpai keanekaragaman, masing-masing akan memiliki keunikan sendiri-sendiri, bila kita bisa menikmati dan mempelajari pasti akan menemukan suatu kelebihan. Perbedaan dan keanekaragaman adalah merupakan aset dan sumberdaya yang perlu dikembangkan, sebagai perwujudan kekayaan Indonesia. Karena itulah remaja harus belajar mengendalikan diri untuk tidak mudah terpengaruhatau bersikap emosional bila menjumpai bentuk sikap perilaku yang berbeda atau menyinggung perasaan. Jadi akan lebih baik bersikap rasional serta mempelajari faktor latar belakang permasalahan terlebih dahulu. Menggejalanya perilaku agresif dan kekerasan khususnya dikalangan pelajar, dalam konteks yang lebih kecil, salah satunya diduga disebabkan oleh kelalaian yang terjadi sejak dini, toleransi atau pembiaran oleh orang tua, orang-orang yang lebih dewasa dan guru terhadap perilaku agresif ringan, baik di rumah atau di sekolah. Berkaitan dengan perubahan sosial-emosional remaja, dikenal dengan masa ‘badai dan topan’ terjadinya pergolakan emosi yang diiringi dengan pertumbuhan fisik dan psikis yang pesat dan bervariasi. Ciri-ciri emosi pada masa remaja (menurut Biehler), adalah: 1. Cenderung pemurung, disebabkan perubahan biologis sehubungan dengan kematangan seksual dan sebagian karena kebingungan menghadapi orang dewasa. 2. Berperilaku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri. 3. Ledakan kemarahan sering terjadi akibat kombinasi ketegangan psikhologis, ketidakstabilan biologis, dan kelelahan, terlalu lama bekerja keras atau pola makan tidak tepat. 4. Cenderung berperilaku tidak toleran terhadap orang lain dengan membenarkan pendapatnya sendiri. Terkait dengan masalah tersebut Lickona(1920), menekan gagasan pendidikan di tingkat Dasar dan Menengah diperlukan pada penguatan: 1. Pengetahuan tentang moral. 2. Perasaan tentang moral. 3. Tindakan moral. Sebagai contoh, mengajarkan pikiran damai, pemahaman antara benar dan salah, dan juga memampukan merasakan nilai-nilai kebaikan dan diharapkan dapat melakukannya, dan menjadi kebiasaan dalam mengembangkan nilai etis dan moral yang baik. Disamping itu peran komunitas karakter yang terdiri dari keluarga, sekolah, institusi keagamaan, media, pemerintah dan berbagai fihak yang mempengaruhi generasi muda menjadi sangat penting, dan hendaknya dapat memberi keteladanan yang ditularkan, intervensi, dan pembiasaan yang dilakukan secara konsisten,terus-menerus dan penguatan. Dengan demikian akan dapat membentuk sebuah budaya dan karakter yang kuat bagi remaja dan dunia persekolahan.(Kust) Cerita Ali terlahir di lingkungan keluarga terpandang, orang tua laki-lakinya adalah seorang Perwira Militer yang cukup sukses dalam karirnya, sedangkan orang tua perempuannya adalah seorang pegawai swasta yang sukses juga. Ali tumbuh normal sebagai remaja yang sekarang duduk di bangku SMP. Ali anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga sehingga mendapatkan porsi lebih dibandingkan sodara yang lain dalam hal perhatian dari orang tuanya, atau lebih tepatnya Ali adalah anak kesayangan dalam keluarga. Karena kategori anak yang selalu dimanja maka Ali memliki sifat yang kurang baik dalam pergaulannya. Dalam pergaulan Ali terbawa kebiasaan di rumah, selalu minta mendapat perhatian yang lebih, ingin dinomor satukan dan sering memaksakan keinginan dalam berpendapat. Dalam berinteraksi di sekolah Ali kurang disenangi teman-temannya. Beberapa tabiat Ali yang kurang disenangi teman-temannya antara lain: tidak bisa mengendalikan emosi (cepat naik darah), suka mengganggu temannya, tidak mau kerjasama atau gotong royong dalam kegiatan di kelas dll. Suatu saat karena banyak keluhan dari teman-teman sekelasnya tentang sikap Ali yang kurang baik tersebut pada Guru BK maka Ali dipanggil guru BK. Salah satu langkah guru BK adalah mengundang orang tua Ali. Hasil dari pertemuan guru BK dengan Ali dan juga dengan Orang tua Ali maka salah satu solusi dari guru BK adalah selain untuk memperbaiki pola asuh anak juga supaya Ali diberi kesempatan untuk aktif dalam berbagai kegiatan misalnya ikut jadipengurus OSIS, ikut dalam kegiatan karang taruna, ikut kegiatan remaja masjid dll. Dan hasilnya ternyata sungguh sesuai harapan, setelah aktif diberbagai kegiatan sikap, tingkah laku, ucapan dan kedisiplinan Ali meningkat menjadi lebih baik secara signifikan. Hasil terakhir teman-teman Ali bisa menerima kehadiran Ali, dan oleh wali kelas Ali dipercaya menjadi Ketua Kelas. Dalam menjalankan tugas sebagai ketua kelas dibilang cukup sukses, karena dapat mengkondisikan suasana kelas menjadi baik, teman-temannya lebih patuh dan taat pada bapak/ ibu guru saat mengajar dan lain-lain Refleksi 1. Ali mempunyai latar belakang keluarga yang terhormat, namun dalam berinteraksi sosial Ali mengalami kegagalan. Bagaimana komentar anda? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Faktor keluarga sangat mempengaruhi pola pergaulan dan juga keberhasilan seorang anak dalam berinteraksi sosial. Tolong berilah penjelasan! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 3. Berilah contoh sikap dan tingkah laku atau perbuatan yang kurang baik dalam berinteraksi sosial (dalam pergaulan) yang dapat membuat seseorang kurang disenangi temannya (minimal 5 macam)?……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… Tagihan 1. Dalam alam demokrasi perbedaan pendapat adalah suatu hal yang wajar. Berilah penjelasan! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… 2. Ada beberapa hal dalam mensikapi perbedaan pendapat sehingga kita bisa hidup berdampingan dengan orang lain dengan baik. Sebutkan beberapa hal tersebut dan berilah penjelasan? ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Berilah beberapa contoh sikap atau tingkah laku yang dapat menjadikan seseorang dapat sukses atau dapat diterima dengan senang hati oleh orang lain dalam bergaul (minimal 5 sikap)! ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………

Senin, 08 Mei 2023

Ujian Akhir Sekolah (UAS) SMP Negeri 23 Muaro Jambi Tahun Ajaran 2022/2023 Berjalan Lancar



Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah (UAS) tahun ajaran 2022/2023 bagi siswa kelas  IX di SMP Negeri 23 Muaro Jambi berjalan lancar tanpa ada halangan atau hambatan yang bearti, pelaksanaan ujian tersebut dimulai pada hari Senin tanggal 8 Mei 2023 sesuai  jadwal yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kab. Muaro Jambi. 
Pada tahun ajaran 2022/2023 ini jumlah peserta yang mengikuti UAS di SMP Negeri 23 Muaro Jambi adalah sebanyak 80 orang siswa. Menurut Ketua panitia pelaksanaan ujian bapak Widodo Slamet, S.Sn, pada pelaksanaan hari pertama ini ada 2 orang siswa yang tidak hadir mengikuti ujian karena sakit.  Perihal tersebut menurut beliau akan diadakan ujian susulan sebagai solusinya.

Jumat, 31 Maret 2023

SMP Negeri 23 Muaro Jambi Mengaji



    Pesantren Rmadhan merupakan program unggulan sekolah yang sudah berlansung sejak lama dan hingga kini masih berlangsung baik pada tingkat SD/MI/ sederajat, SMP/MTS/sederajat dan SMA/SLTA/sederajat yang dilaksanakan pada tiap-tiap bulan suci Ramadhan atau bula puasa. Demikian pula halnya SMP Negeri 23 Muaro Jambi-Provinsi Jambi pada Ramadhan 1444 H tahun ini bertepatan dengan Maret 2023 juga ikut melaksanakan program yang dimaksud. Hal ini sesuai dengan surat edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi nomor : 420/367/sekretariat/Disdikbud/2023 tertanggal 20 maret 2023 perihal : Ujian dan Kegiatan bulan Ramadhan tahun 2022/2023 yang salah satu poin suratnya adalah Program Sekolah Mengaji.
     Alhamdulillah pelaksaan program sekolah mengaji atau tadarus Al-Qur'an tahun ini yang dilaksanakn di SMP Negeri 23 Muaro Jambi berjalan lancar dan penuh hidmat walau pun para siswa sedang dalam keadaan berpuasa, namun tidak mengurangi semangat mereka dalam mengikuti kegiatan tersebut. Ada pun teknik pelaksanaannya siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok Putra dan kelompok Putri dan masing-masing kelompok mendapat tugas 15 Juz  sehingga hanya dalam waktu 2 hari Al-Qur'an  30 juz tersebut Khatam dibaca oleh siswa.

                       
    Sementara itu jumlah siswa muslim tahun ini yang mengikuti kegiatan tadarusan tersebut sebanyak 215 orang siswa yang terdiri dari 75 orang siswa laki-laki dan 140 orang siswa Perempuan. Dari jumlah tersebut setelah didata ternyata ada sebanyak 8 orang siswa belum bisa membaca Al-Qur'an sama sekali alias masih buta aksara arab yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan 3 oarang siswa Perempuan, kemudian sebanyak 45 orang siswa yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 35 orang siswa perempuan belum lancara dalam membaca. Tentu saja hal ini merupakan sebuah dilema yang menjadi tugas dan tanggungjawab bersama antara orangtua, guru serta pihak terkait. Semoga saja program sekolah mengaji di tahun yang akan datang akan menjadi lebih semangat lagi dengan melibatkan dan didukung oleh seluruh komponen yang ada di sekolah baik guru maupun staf .

 

Minggu, 12 Maret 2023

Aplikasi Pencatat Pelanggaran Siswa (PPS)

     


    Untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa khususnya pada layanan Bimbingan dan Konseling (BK) di SMP Negeri 23 Muaro Jambi, guru BK telah berupaya sekuat tenaga baik secara personal maupun berkolaborasi dengan guru-guru mata pelajaran (mapel) lain, para wali kelas dan rekan-rekan guru yang tergabung dalam forum MGBK Kabupaten Muaro Jambi. Salah satu upaya besar yang telah dilakukan belum lama ini adalah membuat atau menyediakan aplikasi Pencatat Pelanggaran Siswa (PPS) berbasis web yang dapat diakses oleh seluruh guru, staf/TU dan Kepala Sekolah SMP Negeri 23 Muaro Jambi.

    Adapun tujuan aplikasi ini dibuat adalah dalam rangka meminimalisir terjadinya pelanggaran terhadap peraturan atau tata tertib sekolah yang dilakukan oleh siswa sebagai akibat dari pengaruh perkembangan zaman atau kemajuan di bidang teknologi termasuk handphone yang semakin marak digunakan oleh para siswa baik di rumah maupun di sekoalah. Karena itu guru BK merasa perlu adanya sebuah aplikasi yang dapat membantu dan mempermudah dalam melaksanakan layanan di sekolah sebagai perwujudan dari pelaksanaan program pengembangan layanan bidang pribadi, sosial, belajat, dan karier atau studi lanjut. Menariknya aplikasi ini dirancang secara spesifik selain dapat diakses oleh seluruh guru, staf/TU dan Kepala Sekolah juga dapat diakses oleh orangtua/wali murid siswa di rumah. Sehingga memungkinkan orangtua/wali murid siswa dapat memantau atau memonitoring keadaan anaknya selama berada di sekolah. Untuk dapat melihat tampilan sesunggunya dari aplikasi ini silahkan klik di sini pps-smpn23mj.pordik.com/

    Dengan hadirnya aplikasi ini saya selaku guru BK SMP Negeri 23 Muaro Jambi mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh komponen sekolah, bapak Kepala sekolah, dewan guru, staf/TU, rekan-rekan MGBK Kabupaten Muaro Jambi wabil khsus kepada bapak Hery Purwanto guru SMP satu atap Tantan yang telah banyak membantu dalam pembuatan aplikasi ini.